HABAR KON BMR

SELAMAT DATANG di Berita Online HABAR KON BMR Kami Lihat,Kami Dengar,Kami Beritakan

Selasa, 19 September 2017

MALAM PENGANTIN YANG DI ANGAN ANGANKAN BERUBAH MENJADI MAUT


Habar Kon BMR, - Sudah menjadi kehendak Allah SWT  yang memberinya  sebuah cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang  di badannya selama bertahun-tahun, dan Ini adalah cerita kisah seorang gadis yang bernama Ratna(bukan nama sebenarnya).dan Kisah ini diceritakan oleh Budi (bukan Nama Sebenarnya)  yang berprofesi sebagai penjahit baju pengantin kepada Redaksi Habar Kon BMR. 

Budi Mengatakan Bahwa Ratna  adalah seorang gadis remaja yang sangat cantik, dan sejak kecil ia sudah mengidap penyakit yang kronis. Sejak usia kanak-kanak ia ingin bergembira, bermain, bercanda sebagaimana anak-anak seusianya.  

Sejak penyakit itu menyerangnya, ia tidak dapat menjalankan kehidupan dengan normal seperti orang lain, walaupun ia tetap berada dalam pengawasan dokter dan bergantung dengan obat -obatan. 
Dengan berjalannya waktu Ratna tumbuh besar seiring dengan penyakit yang dideritanya dan Ia menjadi seorang remaja yang cantik dan mempunyai akhlak mulia serta taat beragama. Meski dalam kondisi sakit namun ia tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari orang tuanya, dan  walaupun terkadang penyakit kronisnya sering kambuh, yang memaksanya berbaring di tempat tidur selama berhari-hari. 

Suatu Saat atas kehendak Allah SWT datang seorang pemuda yang sangat tampan meminang Ratna, dan meskipun sang pemuda tersebut sudah mendengar mengenai penyakitnya  kronis itu,  Namun semua itu sedikit pun tidak mengurangi kecantikan, agama dan akhlaknya...kecuali kesehatan, meskipun kesehatan adalah satu hal yang sangat penting baginya. 

Demikianlah hari berganti hari bulan berganti bulan si pemuda memberikan bantuan materi agar si gadis meneruskan pengobatannya di salah satu rumah sakit terbaik di dunia. Terlebih lagi dorongan moril yang selalu ia berikan. 

Hari berganti dengan cepat, tibalah saatnya persiapan pesta pernikahan dan untuk mengarungi bahtera rumah tangga. 

Beberapa hari sebelum pesta pernikahan, calonnya pergi untuk menanyakan pengerjaan gaun pengantin yang masih berada di tempat si penjahit. Gaun tersebut masih tergantung di depan toko penjahit. Gaun tersebut mengandung makna kecantikan dan kelembutan. Tiada seorang pun yang tahu bagaimana perasaan Ratna bila melihat gaun tersebut.

Pastilah hatinya berkepak bagaikan burung yang mengepakkan sayap putihnya mendekap langit dan memeluk ufuk nan luas. Ia pasti sangat bahagia bukan karena gaun itu, tetapi karena beberapa hari lagi ia akan memasuki hari yang terindah di dalam kehidupannya. Ia akan merasa ada ketenangan jiwa, kehidupan mulai tertawa untuknya dan ia melihat adanya kecerahan dalam kehidupan. 

Si pemuda menelepon calon pengantinnya, Ratna memberitahukan bahwa setengah jam lagi ia akan pergi ke tempat penjahit untuk mengambil gaun tersebut agar ia dapat mencobanya dan lebih meyakinkan bahwa gaun itu pantas untuknya. Pemuda itu pergi ke tempat penjahit dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi terdorong perasaan bahagia dan gembira akan acara tersebut yang merupakan peristiwa terpenting dan paling berharga bagi dirinya, demikian juga halnya bagi diri Ratna

Karena meluncur dengan kecepatan tinggi, mobil tersebut keluar dari badan jalan dan terbalik berkali-kali. Setelah itu mobil ambulans datang dan melarikannya ke rumah sakit. Namun kehendak Allah berada di atas segalanya, beberapa saat kemudian si pemuda pun meninggal dunia. Sementara telepon si penjahit berdering menanyakan tentang pemuda itu. Si penjahit mengabarkan bahwa sampai sekarang ia belum juga sampai ke rumah padahal sudah sangat terlambat.

Akhirnyai penjahit itu tiba di rumah calon pengantin wanita. Sekali pun begitu, pihak keluarga tidak mempermasalahkan sebab keterlambatannya membawa gaun itu. Mereka malah memintanya agar memberitahu si pemuda bahwa sakit Ratna tiba-tiba kambuh dan sekarang sedang dilarikan ke rumah sakit. Kali ini sakitnya tidak memberi Ratna banyak kesempatan. Tadinya sakit tersebut seakan masih berbelas kasih kepadanya, tidak ingin Ratna merasa sakit. Sekarang rasa sakit itu benar-benar membuat derita dan kesengsaraan yang melebihi penderitaan yang ia rasakan sepanjang hidupnya yang pendek. 

Beberapa menit kemudian datang berita kematian si pemuda di rumah sakit dan setelah itu datang pula berita meninggalnya sang calon pengantinnya, Ratna.

Demikian kesedihan yang menimpa dua remaja, bunga-bunga telah layu dan mati, burung-burung berkicau sedih dan duka terhadap mereka. Malam yang diangan-angankan akan menjadi paling indah dan berkesan itu, berubah menjadi malam kesedihan dan ratapan, malam pupusnya kegembiraan.

Kini gaun pengantin itu masih tergantung di depan toko penjahit. Tiada yang memakai dan selamanya tidak akan ada yang memakainya. Seakan gaun itu bercerita tentang kisah sedih Ratna. Setiap yang melihatnya pasti akan bertanya-tanya, siapa pemiliknya…...?

Tidak ada komentar: